A KEPALA
- Bentuk kepala ; makrosefali atau mikrosefali
- Tulang tengkorak :
- Anencefali : tidak ada tulang tengkorak
- Encefalokel : tidak menutupnya fontanel occipital
- Fontanel anterior menutup : 18 bulan
- Fontanel posterior : menutup 2 – 6 bulan
- Caput succedeneum : berisi serosa , muncul 24 jam pertama dan hilang dalam 2 hari
- Cepal hematoma : berisi darah,muncul 24 – 48 jam dan hilang 2 – 3 minggu
- Distribusi rambut dan warna
- Jika rambut berwearna / kuning dan gampang tercabut merupakan indikasi adanya gangguan nutrisi
- Ukuran lingkar kepala 33 – 34 atau < 49 dan diukur dari bagian frontal kebagian occipital.
B. MUKA
simetris kiri kanan
1.Tes nervus 7 ( facialis )
- Sensoris : Menyentuhkan air dingin atau air hangat daerah maksilla dan mandibula dan menyebutkan apa yang dirasakan.
- Motorik : pasien diminta mengerutkan dahi,kemudian menutup mata kuat-kuat sementara jari-jari pemeriksa menahan kedua kelopak mata agar tetap terbuka.
2.Tes nervus 5 ( trigeminus )
- Sensorik : menyentuhkan kapas pada daerah wajah dan apakah ia merasakan sentuh tersebut
- Motorik : menganjurkan klien untuk mengunyah dan pemeriksa meraba otot masenter dan mandibula.
C.
MATA
1. Simetris kanan kiri
2. Alis tumbuh umur 2-3 bulan
3. Kelopak mata :
ü
Oedema
ü Ptosis : celah kelopak
matamenyempit karena kelopak mata atas turun.
ü Enof kelopak mata mnyempit karena kelopak mata atas dan bawah
tertarik kebelakang.
ü Exoptalmus : pelebaran celah
kelopak mata, karena kelopak mata atas dan bawah tertarik kebelakang.
4. Pemeriksaan nervus II (
optikus),test konfrontasi dan ketajaman
penglihatan.
ü Sebagai objek mempergunakan jari
ü Pemeriksa dan pasaien duduk berhadapan ,mata yang akan diperiksa
berhadapan dengan mata pemeriksa ,yang
biasanya berlawanan, mata kiri dengan
mata kanan,pada garis ketinggian yang sama.
ü Jarak antara keduanya berkisar 60 – 100 cm. Mata yang lain
ditutup,obyek mulai digerakkkan oleh pemeriksa mulai dari samping telinga
,apabila obyek sudah tidak terlihat oleh pemeriksa maka secara normal obyek
tersebut dapat dillihat oleh pasien.
ü Anak dapat disuruh membaca atau diberikan Snellen Chart.
5. Pemeriksaan nervus III (
Oculomotoris refleks cahaya)
ü Pen light dinyalakan mulai dari samping) atrau, kemudian cahaya
diarahkan pada salah satu pupil yang akan diperiksa, maka akan ada rekasi
miosis.
ü Apakah pupil isokor kiri atau kanan
6. Pemeriksaan Nervus IV (
Troclearis ) pergerakan bola mata
ü Menganjurkan klien untuk melihat ke atas dan ke bawah.
ü Pemeriksaan nervus VI ( Abdusen )
ü Menganjurkan klien untuk melihat ke kanan dan ke kiri.
7. Pemeriksaan nervus V(
Trigeminus) Refleks kornea
ü Tutup mata yang satu dengan penutup
ü Minta klien untuk melirik kearah laterosuperior ( mata yang tidak
diperiksa)
ü Sentuhkan pilinan kapas pada kornea, respon refleks berupa kedipan kedua
mata secara cepat.
ü Glaberal refleks: mengetuk dahi diantara kedua mata,hasil positif
bila tiap ketukan mengakibatkan kedua mata klien berkedip.
ü Doll eye refleks : bayi dipalingkan dan mata akan ikut ,tapi hanya
berfookus pada satu titik.
D.HIDUNG
q
Posisi hidung apakah simetris
kiri kanan
q
Jembatan hidung apakah ada atau
tidak ada, jika tidak ada diduga down syndrome.
q
Cuping hidung masih keras pada
umur < 40 hari
q
Pasase udara : gunakan kapas
dan letakkan di depan hidung, dan apabila bulu kapas bergerak, berarti bayi
bernafas.
q
Gunakan speculum untuk melihat
pembuluh darah mukosa, secret, poliup, atau deviasi septum.
q
Pemeriksaan nervus I (
Olfaktoris)
q
Tutup salah satu lubang hidung
klien ,berikan bau bauan , lalu klien diminta untuk menyebutkan bau apa.Tiap
hidung diuji secara terpisah.
E. MULUT
q
Bibir kering atau pecah – pecah
q
Periksa labio schizis
q
Periksa gigi dan gusi apakah ada perdarahan atau pembengkakan.
q
Tekan pangkal lidah dengan
menggunakan spatel,hasil positif bila ada refleks muntah ( Gags refleks)
q
Perhatikan ovula apakah simetris kiri dan kanan
q
Pemeriksaan nervus X ( VAGUS )
q
Tekan lidah dengan menggunakan spatel, dan anjurkan klien
untuk memngatakan “ AH “ dan perhatikan ovula apakah terngkat.
q
-Pemeriksaan nervus VII (
facialis) sensoris
ü Tetesi bagian 2/3 anterior lidah dengan rasa asin, manis dan pahit,
kemudian menentukan zat apa yang dirasakan dan 1/3 bagian belakang lidah untuk
pemeeriksaan Nervus IX.
ü Pemeriksaan Nervus XI Hipoglosus
ü Menyuruh pasien untuk menjulurkan lidah lurus lurus kemudian menarik
dengan cepat dan disuruh menggerakkan lidah ke kiri dan ke kanan dan sementara
itu pemeriksa melakukan palpasi pada kedua pipi untuk merasakan kekuatn lidah.
ü Rooting refleks : bayi akan
mencari benda yang diletakkan disekitar mulut dan kemudian akan mengisapnya.
ü Dengan memakai sarung tangan, masukkan jari kelingking kedalam
mulut, raba palatum keras dan lunak apabila ada lubang berarti labio palato
shizis,kemudian taruh jari kelingking diatas lidah , hasil positif jika ada
refleks mengisap (Sucking Refleks)
F. TELINGA
q
Simetris kiri dan kanan
q
Daun telinga dilipat, dan lama
baru kembali keposisi semula menunjukkan tulang rawan masih lunak.
q
Cana;lis auditorious ditarik
kebawah kemudian kebelakang,untuk melihat apakah ada serumen atau cairan.
q
Pemeriksaan tes nervus VIII
(Acustikus)
q
menggesekkan rambut, atau tes
bisik.
q
Mendengarkan garpu tala (Tes
Rinne,Weber)
q
Starter refleks :tepuk tangan
dekat telinga, mata akan berkedip.
G. LEHER.
q
Lipatan leher 2-3 kali lipat
lebih pendek dari orang dewasa.
q
Periksa arteri karotis
q
Vena Jugularis
q
posisi pasien semifowler 45 dan
dimiringkan,tekan daerah nodus krokoideus maka akan tampak adanya vena.
ü Taruh mistar pada awal dan akhir pembesaran vena tersebut kemudian
tarik garis imajiner untuk menentukan panjangnya.
ü Raba tiroid : daerah tiroid ditekan,dan p[asien disuruh untuk
menelan,apakah ada pembesaran atau tidak.
ü Tonick neck refleks : kedua tangan ditarik, kepala akan mengimbangi.
ü Neck rigting refleks refleks : posisi terlentang,kemudian tangan
ditarik kebelakang,pertama badan ikut berbalik diikuti dengan kepala.
ü Pemeriksaan nervus XII (Asesoris)
ü Menganjurkan klien memalingkan kepala, lalu disuruh untuk menghadap
kedepan ,pemeriksa memberi tahanan terhadap kepala.sambil meraba otot
sternokleidomasatodeus.
H.
DADA
q
Bentuk dada apakah simetris
kiri dan kanan
q
Bentuk dada barrel anterior – posterior dan tranversal hampir sama 1:1 dan
dewasa 1: 2
q
Suara tracheal : pada daerah
trachea, intensitas tinggi, ICS 2 1:1
q
suara bronchial : pada
percabangan bronchus, pada saat udara masuk ,intensitas keraspada ICS 4-5 1:3
q
-Suara broncho vesikuler : pada
bronchus sebelum alveolus, intensitas sedang
ICS 5.
ü suara vesikuler : pada seluruh bagian lateral paru, intensitas
rendah 3:1
ü Wheezing terdengar pada saat inspirasi dan rales pada saat ekspirasi
ü Perkusi pada daerah paru suara yang ditimbulkan adalah sonor
q
Apeks jantung pada mid klavikula kiri intercostals 5
q
Batas jantung pada sternal
kanan ICS 2 ( bunyi katup aorta), sternal kiri ICS 2 ( bunyi katup pulmonal),
sternal kiri ICS 3-4 ( bunyi katup tricuspid), sternal kiri mid klavikula ICS 5 ( bunyi katup mitral).
q
Perkusi mpada daerah jantung adalah pekak.
I. ABDOMEN
q
Tali pusat : Dua arteri satu
vena.
q
Observasi adanya pembengkakan
atau perdarahan.
q
Observasi vena apakah terbayang
atau tidak.
q
Observasi distensi abdomen.
q
Terdengar suara peristaltic
usus.
q
Palpasi pada daerah hati,
teraba 1 – 2 cm dibawah costa, panjangnya pada garis media clavikula 6 – 12 cm.
q
Palpasi pada daerah limpa pada kuadran kiri atas
Perkusi pada daerah hati suara yang
ditimbulkan adakah pekak
Perkusi pada daerah lambung suara yang
ditimbulkan adalah timpani
q
Refleks kremaster : gores pada abdomen mulai dari
sisi lateral kemedial ,terlihat kontraksi.
J.
PUNGGUNG.
q
Susuri tulang belakang , apakah
ada spina bivida okulta : ada lekukan pada lumbo sacral,tanpa herniasi dan
distribusi lanugo lebih banyak.
q
Spina bivida sistika : dengan herniasi , meningokel ( berisi
meningen dan CSF) dan mielomeningokel ( meningen + CSF + saraf spinal).
q
Rib hum and Flank: dalam posisi
bungkuk jika tulang belakang rata/simetris
( scoliosis postueral)
sedangkan jika asimetris atau bahu tinggi sebelah dan vertebra bengkok (
scoliosis structural) skoliometer >40
K. TANGAN
q
Jumlah jari – jari polidaktil (
.> dari 5 ) , sindaktil ( jari – jari bersatu)
q
Pada anak kuku dikebawakan, dan
tidak patah , kalau patah diduga kelainan nutrisi.
q
Ujung jaru\i halus
q
Kuku klubbing finger < 180
,bila lebih 180 diduga kelainan system pernafasan
q
Grasping refleks : meletakkan
jari pada tangan bayi, maka refleks akan menggengam.
q
Palmar refleks : tekan pada
telapak tangan ,akan menggengam
K.
PELVIS
q
CDH : test gluteal , lipatan
paha simetris kiri kanan
q
Ortholani test : lutut ditekuk
sama tinggi/tidak
q
Barlow test : kedua lutut
ditekuk dan regangkan kesamping akan terdengar bunyi klik
q
Tredelenburg test : berdiri angkat satu kaki, lihat posisi pelvis
apakah simetris kiri dan kanan.
q
Waddling gait : jalan seperti
bebek.
q
Thomas test : lutut kanan
ditekuk dan dirapatkan kedada,sakit dan lutut kiri akan terangkat
L. LUTUT
q
Ballotemen patella : tekan
mendorong kuat akan menimbulkan bunyi klik jika ada cairan diantaranya
q
Mengurut kantong supra patella
kebawah akan timbul tonjolan pada kedua sisi tibia jika ada cairan diduga ada
atritis.
q
Reflek patella, dan hamstring.
M.
KAKI
q
Lipatan kaki apakah 1/3, 2/3,
bagian seluruh telapak kaki.
q
Talipes : kaki bengkok kedalam.
q
Clubfoot : otot-otot kaki tidak
sama panjang, kaki jatuh kedepan.
q
Refleks babinsky
q
Refleks Chaddok
q Staping Refleks
PEMERIKSAAN SISTEM
NEUROLOGIS
Persiapan Alat
-
Penlight
-
Penggaris
-
Kapas lilin
-
Bahan / benda untuk dcium
-
Jarum
-
Air hangat atau dingin.
-
Gula / garam
Persiapan lingkungan
-
Menyuiapkan lingkungan yang
tenang
-
Memaasang tirai sekitar pasien
Persiapan Pasien
Melakukan pendekatan kepada anak / ibu dan
menjelaskan tentrang pemeriksaan yang akan dilakukan.
Pelaksanaan
1. TES FUNGSI SEREBRAL
a.
Tingkat kesedaran GCS ( Nilai normal 15 )
1)
Respon membuka mata = 4
2)
Respon verbal
= 5
3)
Respon motorik
= 6
Pemeriksaan :
1)
Respon mata
F Membuka mata spontan (4)
F Buka mata atas perintah (3)
F Buka mata terhadap nyeri (2)
F Tidak ada respon (1)
2)
Respon verbal
F Respon verbal tepat (5)
F Bingung (4)
F Berkata-kata respon tidak
tepat (3)
F Respon tidak bermakana (2)
F Tidak ada respon (1)
3)
Respon motorik
F Sesuai perintah verbal (6)
F Mengenali nyeri local (5)
F Menarik diri dari rangsangan nyeri (4)
F Fleksi abnormal (
Dekortikasi ) (3)
F Ektensi abnormal (
Decerebrasi ) (2)
F Tidak da respon (1)
b. Status mental
-
Orentasi
-
Daya ingat
-
Perhatian dan Perhitungan
-
Fungsi bahasa
c.
Pengkajian bicara
-
Proeses resertif : ucap baca
-
Proses exspresive : ekspresi
2. Tes Funfsi Cerebelum
a.
Untuk keseimbangan : Jalan
dengan satu kaki dalam satu garis luus
b.
Fungsi koordinasi
c.
Postur tubuh
3. Tes fungsi sensorik
a.
Rasa sakit
b.
Vibrasi : Pemeriksaan dengan
garpu tala
c.
Posisi : ujung jari –jari
disentuh dengan ibu jari.
d.
Sentuhan kapas
e.
Diskriminasi: stereogenesis,
grafhestesia, two poin stimulation.
4. Tes Fungsi Motorik
Terdapat 3 hal yang perlu diperhatikan :
1)Masa otot : Hipertropi,
normal, atropi.
2) Tonus otot : Hipertonik atau hipotonik
3) Kekuatan otot :
Pemeriksa menggerakan pasien menahan tau pasien menggerakan pasien menahan.
Penilaian :
0
Tidak ada kontraksi
1
Terlihat kontraksi tapi tidak
ada pergerakan pada sendi
2
Ada gerakan pada sendi tapi
tidak dapat melawan grafitasi
3
Bisa melawan gravitasi tapi
tidak bisa menahan tahanan pemeriksa
4
Bisa bergerak melawan tahanan
pemeriksa dengan tahanan minimal
5
Dapat melawan kekuatan
pemeriksa dengan kekuatan maksimal.
Tes Fungsi Nervus Kranial
1. Nervus I ( Olfaktorius )
Prosedur :
Tutup salah satu lubang hidung klien
,berikan bau bauan , lalu klien diminta untuk menyebutkan bau apa.Tiap hidung
diuji secara terpisah.
Cek satu-satu lubang hidung dengan bau-bauan
( sebaiknya gunakan bau-bauan yang
berbeda )
2. Nervus II ( Opticus )
penglihatan
Sebagai objek mempergunakan jari
Pemeriksa dan pasien duduk berhadapan, mata
yang akan diperiksa berhadapan dengan
mata pemeriksa yang biasanya berlawanan,
mata kiri dengan mata kanan,pada garis ketinggian yang sama.
Jarak antara keduanya berkisar 60 – 100 cm.
Mata yang lain ditutup, obyek mulai digerakkkan oleh pemeriksa mulai dari
samping telinga ,apabila obyek sudah tidak terlihat oleh pemeriksa maka secara
normal obyek tersebut dapat dillihat oleh pasien.
Anak dapat disuruh membaca atau diberikan
Snellen Chart.
3. Tes nervus III :
Nervus III , IV,VI ( dilakukan bersamaan )
q
Pen light dinyalakan mulai dari
samping) atrau, kemudian cahaya diarahkan pada salah satu pupil yang akan
diperiksa, maka akan ada rekasi miosis.
q
Apakah pupil isokor kiri atau
kanan
4. Tes nervus IV:
q
Minta klien untuk melihat
kearah bawah dan ke arah atas
q
Perhatikan gerakan mata ke
bawah dan keatas.
5. Tes Nervus VI :
q
Minta klien untuk melihat
kearah lateral kiri dan kanan
q
Perhatikan gerakan mata ke arah
lateral kiri dan kanan.
6. Tes nervus V
Nervus V dan VII (
dilakukan bersamaan )
-
Refleks kornea ,minta klien
untuk melirik kearah lateral superior ,
-
Sentuhkan ujung kapas yang
sudah dipilin pada kornea, bila langsung berkedip refleks kornea baik, dan
bandingkan refleks kedua mata.
q
Tes nevus V dan VII
Prosedur tes sensorik
-
Tutup mata
-
Untuk sensoris : Perhatikan
tonus otot dan catat kesimetrisan
Sensoris : Menyentuhkan air dingin atau air hangat daerah maksilla dan
mandibula dan menyebutkan apa yang
dirasakan
-
Motorik : pasien diminta
mengerutkan dahi,kemudian menutup mata kuat-kuat sementara jari-jari pemeriksa
menahan kedua kelopak mata agar tetap terbuka.
-
Rasa kecap : tes rasa asin, pahit
dan apakah klien dapat membedakan atau tidak.
Prosedur tes motorik
-
Minta pasien memperlihatkan
gigi
-
Palpasi temporal dan otot
maseter bilateral
7. Nervus VIII ( Akustikus )
q
Garputala ( Rinne, Weber, dan
Swabach)
q
Tes bisik.
8. Nervus IX dan X ( glasopaaaringeus
ddan vagus ).
q
Masukan tong spatel atau minta
pasien mengatakan “ Ah “
q
Lihat soft palatum, Apakah
simetris, terjaadi deviasi.
q
Sentuh ujung palatum soft
bagian posterior, lihat adanya respon bergerak ke atas.
9. Nervus XI
Untuk Sternoeloedomastoideus
q
Kepala pasien minta ke kanan,
kita putar kearah depan ( tarik dengan kekuatan )
q
Inspeksi dan palpasi otot
sternoeloedomastoideus , apakah kelemahan, atropi. Menyuruh pasien untuk
menjulurkan lidah lurus lurus kemudian menarik dengan cepat dan disuruh
menggerakkan lidah ke kiri dan ke kanan dan sementara itu pemeriksa melakukan
palpasi pada kedua pipi untuk merasakan kekuatan lidah.
q
Untuk Trapezius
-
Pasien suruh angkat bahu
-
Bahu pasien didorong oleh
pemeriksa
10 Nervus XII ( Hipoglosus).
q
Perhatikan lidah dalam posisi
istirahat
q
Apakah simetris atau ada
fasikulasi
q
Bagaimana refleks lidah waktu
ditekan dengan spatel
q
Minta pasien mendorong lidahnya
untuk menahan depressor Menganjurkan klien memalingkan kepala, lalu disuruh
untuk menghadap kedepan, pemeriksa memberi tahanan terhadap kepala.sambil
meraba otot sternokleidomasatodeus.
Download Selengkapnya di sini
0 comments :
Post a Comment