Dokumen Keperawatan

Thursday 27 March 2014

MODEL DOKUMENTASI KEPERAWATAN - Aspek komunikasi, dokumentasi keperawatan dan standar dokumentasi merupakan tiga aspek penting dalam pendokumentasian. Perawat harus memahami aspek tersebut dalam mendokumentasikan asuhan keperawatan demi upaya meningkatkan kualitas pendokumentasian keperawatan.
MODEL DOKUMENTASI KEPERAWATAN

a.       Komunikasi
Komunikasi yang efektif memungkinkan perawat untuk mengkomunikasikan kepada rekan sejawat atau tenaga kesehatan lainnya tentang apa yang sudah, sedang dan yang akan dilakukan. Keterampilan dokumentasi yang efektf memungkinkan perawat untuk mengkomunikasikan kepada tenaga kesehatan lainnya dan menjelaskan apa yang sudah, sedang, dan yang akan dikerjakan oleh perawat.

b.      Dokumentasi keperawatan
Dokumentasi yang dimaksud meliputi pengkajian,perumusan diagnosa, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Proses keperawatan merupakan metode yang tepat dan memberi kontribusi yang positif bagi pasien jika dilaksanakan dengan baik dan benar. Pencatatan proses keperawatan merupakan metode yang tepat untuk pengambilan keputusan yang sistematis, problem solving, dan inset lebih tanjut. Dokumentasi proses keperawatan mencakup pengkajian, identifikas masalah, perencanaan, dan tindakan. Perawat kemudian Mengobservasi dan mengevaluasi respon klien terhadap tindakan yang diberikan, dan mengkomunikasikan informasi tersebut kepada tenaga kesehatan lainnya.

c.       Standar dokumentasi
Standar dokumentasi merupakan standar yang dibuat untuk mengukur kualitas dan kuantitas dokumentasi keperawatan. Standar ini juga bisa dimanfaatkan sebagai pedoman praktik dalam memberikan tindakan keperawatan. Perawat memerlukan sesuatu keterampilan untuk memenuhi standar dokumentasi. Standar dokumentasi adalah suatu pernyataan tentang kualitasn dan kwantitas dokumentasi yang dipertimnbangkan secara adekuat dalam suatu situasi tertentu. Standar dokumentasi berguna untuk memperkuat pola pencatatan dan sebagai petunjuk atau pedoman praktek pendokumentasian dalam memberikan tindakan keperawatan.

Model dokumentasi keperawatan merupakan model dokumentasi dimana data-data klien dimasukan kedalam suatu format, catatan dan prosedur dengan tepat yang dapat memberikan gambaran perawatan secara lengkap dan akurat. Dalam catatan ini dapat diketahui secara jelas siapa yang mencatat, dimana catatan dibuat, bagaimana cara mencatat, kapan catatan dibuat dan dibutuhkan, dan dalam bentuk apa catatan tersebut dibuat. Sedangkan teknik dokumentasi keperawatan merupakan cara menggunakan dokumentasi keperawatan kedalam proses keperawatan.

Model dokumentasi keperawatan terdiri dari 7 komponen, yaitu:
I.    Model dokumentasi SOR (source-oriented-record).
II.    Model dokumentasi POR (problem-oriented-record).
III.    Model dokumentasi POR (progress-oriented-record).
IV.    Model dokumentasi CBE (charting by exeption).
V.    Model dokumentasi PIE (problem-intervention-evaluation).
VI.    Model dokumentasi POS (process-oriented-system).
VII.    Sistem dokumentasi Core.

1.      Model dokumentasi SOR (source oriented record)
Model dokumentasi SOR (source-oriented-record)merupakan model dokumentasi yang berorientasi pada sumber informasi. Model ini menempatkan catatan atas dasar disiplin orang atau sumber yang mengelola pencatatan. Dokumentasi dibuat dengan cara setiap anggota tim kesehatan membuat catatan sendiri dari hasil observasi. Kemudian, semua hasil dokumentasi dikumpulkan menjadi satu. Sehingga masing-masing anggota tim kesehatan melaksanakan kegiatan sendiri tanpa bergantung dengan anggota tim kesehatan yang lain. Misalnya, kumpulan dokumentasi yang bersumber dari dokter, bidan, perawat, fisioterapi, ahli gizi, dan lain-lain.Dokter menggunakan lembar untuk mencatat instruksi, lembaran riwayat penyakit dan perkembangan penyakit. Bidan menggunakan catatankebidanan, begitu pula disiplin lain mempunyai catatan masing-masing.Model ini dapat diterapkan pada pasien rawat inap, yang didalamnya terdapat catatan pesan Dokter yang ditulis oleh Dokter, dan riwayat keperawatan yang ditulis oleh perawat. Namun demikian, secara umum catatan ini berupa pesan Dokter. Catatan-catatan dalam model ini ditempatkan atas dasar disiplin orang atau sumber yang mengolah pendokumetasian.
Model dokumentasi SOR ini dapat dibuat dengan formulir grafik, format pemberian obat, format catatan perawat termasuk riwayat penyakit klien, riwayat perawatan perawatan dan perkembangan pasien, pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan diagnostik, formulir masuk Rumah sakit dan formulir untuk tindakan operasi yang ditandatangani oleh pasien dan keluarga.

Model dokumentasi SOR terdiri dari 5 kompnen, yaitu:
a.       Lembar penerimaan berisi biodata.
b.      Lembar instruksi Dokter.
c.       Lembar riwayat medis atau penyakit.
d.      Catatan perawat.
e.       Catatan dan laporan khusus.

Keuntungan model dokumentasi SOR (source-oriented-record)adalah:
I.    Menyajikan data yang berurutan dan mudah diidentifikasi.
II.    Memudahkan perawat melakukan cara pendokumentasian.
III.    Proses pendokumentasian menjadi sederhana.

Kerugian model dokumentasi SOR (source-oriented-record)adalah:
I.    Sulit untuk mencari data sebelumnya.
II.    Waktu pelaksanaan asuhan keperawatan memerlukan waktu yang banyak.
III.    Memerlukan pengkajian data dari beberapa sumber untuk menentukan masalah dan intervensi yang akan diberikan kepada klien.
IV.    Perkembangan klien sulit dipantau.


2.      Model dokumentasi POR (Problem-oriented-record)
Model dokumentasi POR (problem-oriented-record) merupakan model dokumentasi yang berorientasi pada masalah. Dimana model ini berpusat pada data klien yang didokumentasikan dan disusun menurut masalah klien. Pendekatan ini pertama kali dikenalkan oleh dr. Lawrence Weed dari Amerika Serikat. Dalam format aslinya pendekatan berorientasi masalah ini dibuat untuk memudahkan pendokumentasian dengan catatan perkembangan yang terintegrasi, dengan sistem ini semua petugas kesehatan mencatat observasinya dari suatu daftar masalah.

Komponen-komponen model dokumentasi POR :
munikasi, dokumentasi keperawatan dan standar dokumentasi merupakan tiga aspek penting dalam pendokumentasian. Perawat harus memahami aspek tersebut dalam mendokumentasikan asuhan keperawatan demi upaya meningkatkan kualitas pendokumentasian keperawatan.

a.       Data dasar
Data dasar merupakan kumpulan informasi tentang klien yang berisi semua informasi-informasi yang telah dikaji dari klien sejak pertama kali masuk Rumah Sakit. Data dasar ini meliputi: riwayat klien tentang keadaan umum klien, riwayat keluarga, keadaan penyakit yang dialami pasien, tindakan keperawatan yang pernah diberikan, pemeriksaan fisik, dan data-data penunjang (laboratorium dan diagnostik).

b.      Daftar masalah
Daftar masalah merupakan hasil penafsiran dari data dasar atau hasil analisis dari perubahan data. Daftar ini mencerminkan keadaan atau nilai yang tidak normal dari data yang didapat dengan menggunakan urutan prioritas yang dituliskan ke dalam daftar masalah dan diberikan pada setiap pergantian shift.

Kriteria daftar masalah yang dibuat adalah:
•    Data yang telah teridentifikasi dari data dasar disusun sesuai dengan tanggal identifikasi masalah.
•    Daftar masalah ditulis pertama kali oleh perawat yang pertama kali bertemu dengan klien ataupun orang yang diberi tanggungjawab untuk menuliskannya.
•    Daftar ini berada pada bagian depan status klien.
•    Tiap masalah diberikan tanggal, nomor, rumusan masalah, serta nama perawat yang menemukan masalah tersebut.

c.       Daftar rencana awal asuhan keperawatan

Daftar rencana awal merupakan rencana yang dapat dikembangkan secara spesifik untuk setiap masalah.
Daftar rencana awal asuhan keperawatan terdiri dari tiga komponen, yaitu:
1.    Pemeriksaan diagnostik.
2.    Manajemen kasus atau disebut juga usulan terapi (pengobatan, kegiatan yang tidak boleh dilakukan, diet, penanganan khususdan observasi yang harus dilakukan).
3.    Pendidikan kesehatan (sebagai tujuan jangka panjang).

d.      Catatan perkembangan

Catatan perkembangan merupakan catatan tentang perkembangan dari keadaan klien yang didasarkan pada setiap masalah yang ditemukan pada klien. Revisi atau pembaharuan rencana dan tindakan mengikuti perubahan dari keadaan klien. Catatan perkembangan ini berisi perkembangan atau kemajuan dari setiap masalah kesehatan klien.
Catatan perkembangan dapat digunakan dalam bentuk:
1.    SOAP, yaitu Subjective (data subjektif), Objective (data objektif), Analisist(analisa), Planning (perencanaan).
2.    SOAPIER, yaitu Subjective (data subjektif), Objective (data objektif), Analisist(analisa), Planning (perencanaan), Implementation (implementasi atau tindakan), Evaluation(evaluasi), dan Reassessment (penaksiran/ peninjauan kembali/ pengkajian ulang).
3.    PIE, yaitu : Problem (masalah), Intervention rencana tindakan), Evaluation (evaluasi)

Keuntungan model dokumentasi POR (problem-oriented-record) adalah:
1.    Fokus catatan asuhan keperawatan lebih menekankan pada masalah klien dan proses penyelesaiannya dan proses penyelesaian masalah.
2.    Pendokumentasian asuhan keperawatan dilakukan secara kontinu.
3.    Evaluasi dan penyelesaian masalah didokumentasikan dengan jelas.
4.    Daftar masalah merupakan check list untuk masalah klien.

Kerugian model dokumentasi POR (problem-oriented-record) adalah:
1.    Dapat menimbulkan kebingungan jika setiap hal harus dimasukkan dalam daftar masalah.
2.    Pencatatan dengan menggunakan bentuk SOAPIER, dapat menimbulkan pengulangan yang tidak perlu.
3.      Model dokumentasi POR (progress-oriented-record)

Model dokumentasi POR (progress-oriented-record) merupakan model dokumentasi yang berorientasi pada perkembangan dan kemajuan klien.
Dibawah ini merupakan jenis-jenis catatan yang dapat digunakan dalam model keperawatan POR (progress-oriented-record) yaitu:

a.       Catatan perawatan
Catatan perawat biasanya ditulis tiap 24 jam, yang meliputi:
1.    Pengkajian satu orang atau lebih tenaga keperawatan tentang keadaan klien.
2.    Asuhan keperawatan yang bersifat mandiri.
3.    Asuhan keperawatan yang bersifat pendelegasian.
4.    Evaluasi keberhasilan setiap asuhan keperawatan.
5.    Tindakan yang dilakukan Dokter, yang mempengaruhi asuhan keperawatan.
6.    Kunjungan berbagai anggota tim kesehatan.

b.      Lembar alur, meliputi:
1.    Hasil observasi yang dilakukan perawat, pengukuran yang dilakukan secara berulang, dan yang tidak perlu ditulis secara naratif.
2.    Catatan klinik, catatan keseimbangan cairan dalam 24 jam, catatan pengobatan dan catatan harian tentang asuhan keperawatan.

c.       Catatan pemulangan dan ringkasan rujukan
Penulisan dokumentasi pemulangan, meliputi:
1.    Masalah kesehatan yang masih terjadi.
2.    Pengobatan terakhir.
3.    Penanganan yang masih harus diteruskan.
4.    Kebiasaan makan dan istiharat.
5.    Kemampuan untuk asuhan sendiri.
6.    Jaringan dukungan.
7.    Pola atau gaya hidup.
8.    Agama.

Hal-hal yang diperlukan pada pencatatan pemulangan klien adalah:
Informasi untuk profesi kesehatan yang akan melanjutkan perawatan klien selanjutnya, mencakup:
1.    Uraian mengenai intervensi keperawatan yang akan diberikan kepada klien.
2.    Uraian informasi yang telah disampaikan kepada klien.
3.    Uraian mengenai keadaan klien.
4.    Penjelasan tantang keterlibatan keluarga dalam asuhan keperawatan.
5.    Uraian mengenai sumber daya yang diperlukan dirumah.

Informasi untuk klien, mencakup:
1.    Penggunaan bahasa yang jelas dan mudah dipahami.
2.    Penjelasan prosedur tertentu sesuai dengan yang dibutuhkan klien.
3.    Identifikasi tindakan pencegahan yang perlu diikuti atau dilaksanakan klien ketika melakukan asuhan keperawatan mandiri.
4.    Pemeriksaan tanda dan gejala komplikasi yang perlu dilaporkan klien jika dialami klien nantinya.
5.    Pemberian daftar nama dan nomor telpon tenaga kesehatan yang bisa dihubungi klien.

4.      Model dokumentasi CBE (charting by exeption)
Model dokumentasi CBE (charting by exeption) adalah sistem dokumentasi yang hanya mencatat hasil atau penemuan yang menyimpang dari keadaan normal tubuh. Penyimpangan yang dimaksud dalam hal ini menyangkut keadaan yagn tidak sehat yang menganggu kesehatan klien.

Komponen Model dokumentasi CBE (charting by exeption),meliputi :
1.    Dokumentasi berupa kesimpulan dari penemuan-penemuan penting dan menjabarkan indikator pengkajian. Dalam hal ini penemuan tersebut termasuk instruksi dari Dokter atau Perawat, serta catatan pendidikan dan penemulangan klien.
2.    Dokumentasi ini dilakukan berdasarkan standart praktik keperawatan.

Keuntungan Model dokumentasi CBE (charting by exeption) adalah :
1.    Tersusun standart minimal untuk pengkajian dan investasi keperawatan.
2.    Data yang tidak nomal tampak jelas.
3.    Data yang tidak normal mudah ditandai.
4.    Menghemat waktu  ataupun lembar pendokumentasian.
5.    Pendokumentasian duplikasi atau ganda dapat dikurangi.

Kerugian Model dokumentasi CBE (charting by exeption) adalah :
1.    Pendokumentasian sangat tergantung pada check list yang dibuat.
2.    Kemungkinan adanya  kejadian yang tidak didokumentasikan.
3.    Pendokumentasikan yang bersifat rutin sering terabaikan.
4.    Tidak mengakomodasikan pendokumentasian disiplin ilmu yang lain.

Pedoman penulisan Model dokumentasi CBE (charting by exeption) adalah :
1.    Data dasar didokumentasikan untuk setiap klien dan disimpan sebagai catatan yang permanen.
2.    Daftar diagnosis keperawatan ditulis ketika klien pertama kali masuk Rumah sakit dan menyediakan daftar isian untuk semua diagnosis keperawatan.
3.    Ringkasan pulang klien ditulis untuk setiap diagnosis.
4.    SOAPIER digunakan sebagai catatan respon klien terhadap intervensi yang akan diberikan kepada klien .
5.    Data diagnosis keperawatan dan rencana tindakan dapat dikembangkan.

5.      Model dokumentasi PIE (problem-intervention-evaluation)
Model dokumentasi PIE (problem-intervention-evaluation) merupakan suatu pendekatan orientasi –proses pada dokumentasi keperawatan dengan penekanan pada masalah keperawatan, intervensi dan evaluasi keperawatan.

Karakteristik Model dokumentasi PIE (problem-intervention-evaluation) adalah:
1.    Dimulai dari pengkajian ketika pertama kali klien masuk ke Rumah sakit, diikuti dengan pelaksanaan pengkajian sistem tubuh pada setiap pergantian dinas.
2.    Data masalah dipergunakan untuk asuhan keperawatan dalam waktu yang lama dan juga untuk masalah yang kronis.
3.    Intervensi yang dilaksanakan dan rutin, didokumentasi dalam flow sheet.
4.    Catatan perkembangan digunakan untuk intervensi yang spesifik.
5.    Masalah yang ditemukan pada klien, dibuat dengan simbol “P (problem)”.
6.    Intervensi terhadap penyelesaian masalah, biasanya dibuat dengan simbol “ I (intervention)”.
7.    Keadaan klien sebagai pengaruh dari intervensi, dibuat denga simbol “E (evaluation)”.
8.    Setiap masalah yang diidentifikasi harus dievaluasi minimal 8 jam.


Keuntungan Model dokumentasi PIE (problem-intervention-evaluation) adalah:
1.    Memungkinkan dalam penggunaan proses keperawatan.
2.    Intervensi dan catatan perkembangan dapat dihubungkan.
3.    Memungkinkan dalam pemberian asuhan keperawatan yang kontinu.
4.    Perkembanganklien selama dirawat dapat digambarkan.
5.    Pendokumentasian yang otomatis dapat diadaptasikan.


Kerugian Model dokumentasi PIE (problem-intervention-evaluation) adalah :
1.      Tidak dapat dipergunakan untuk pendokumentasian semua disiplin ilmu.

6.      Model dokumentasi POS (process-oriented-system)
Model dokumentasi POS (process-oriented-system) yang disebut juga dengan model dokumentasi fokus adalah suatu model dokumentasi yang berorientasi pada proses keperawatan mulai dari pengumpulan data klien, diagnosis keperawatan (masalah yang muncul), penyebab masalah, atau definisi karakteristik yang dinyatakan sesuai dengan keadaan klien.
Catatan perkembangan pada model dokumentasi Fokus ditulis dengan menggunakan format DAR, yaitu:
1.    Datum (D), yaitu : data subjektif dan data objektif.
2.    Action (A), yaitu: tindakan keperawatan yang segera atau yang akan dilakukan.
3.    Response (R), yaitu respon klien terhadap tindakan medis dan tindakan keperawatan yang telah diberikan kepada klien.

Keuntungan Model dokumentasi POS (process-oriented-system)
1.    Model dokumentasi  Process-Oriented-System ini lebih luas dan lebih positif.
2.    Sifatnya fleksibel.
3.    Catatan rancana asuhan keperawatan model dokumentasi  process-oriented-system ini memudahkan data untuk dikenali.
4.    Waktu pendokumentasian lebih singkat.
5.    Mudah dipergunakan dan dimengerti.

Kerugian Model Dokumentasi  Process-Oriented-System adalah:

Dapat membingungkan, khususnya antara intervensi yang  belum dan sudah dilakukan.

7.      Sistem dokumentasi Core
Sistem dokumentasi core merupakan sistem dokumentasi pusat yang merupakan bagian terpenting dari sistem dokumentasi dalam proses keperawatan. Catatan perkembangan pada Model Dokumentasi  Core, ditulis dengan menggunakan Format DAE, yaitu:
1.    Datum (D), yaitu : data subjektif dan data objektif.
2.    Action (A), yaitu: tindakan keperawatan yang segera atau yang akan dilakukan.
3.    Evaluation (E) : evaluasi untuk melihat respon klien terhadap tindakan medis dan tindakan keperawatan yang telah diberikan kepada klien.

Komponen Sistem dokumentasi core adalah:
1.    Pengkajian (data awal klien).
2.    Flow sheet.
3.    Masalah keperawatan
4.    Catatan keperrawatan atau catatan perkembangan (DAE: datum, action, evaluation)
5.    Ringkasan (informasi mengenai diagnosis, konseling, kebutuhan untuk followup).

Keuntungan Sistem dokumentasi core adalah:
1.    Memfasilitsi dokumentasi untuk seluruh komponen proses keperawatan.
2.    Format DAE membentuk suatu pemecahan masalah.
3.    DAE mengembangkan dokumentasi yang lebih efisien.

Kerugian Sistem dokumentasi core adalah:
1.    Dibutuhkan pemantauan yang diteliti untuk jaminan mutu layanan keperawatan.
2.    Pengembengan dari format membutuhkan banyak waktu.



KESIMPULAN
Sebagai seorang calon tenaga medis khususnya dalam bidang keperawatan asuhan keperawatan sangatlah harus diperhatikan. Asuhan keperawatan berkaitan erat dengan dokumentasi keperawatan. Dalam pendokumentasian keperawatan terdiri dari beberapa macam model, yaitu:
•         Model dokumentasi SOR (source-oriented-record).
•         Model dokumentasi POR (problem-oriented-record).
•         Model dokumentasi POR (progress-oriented-record).
•         Model dokumentasi CBE (charting by exeption).
•         Model dokumentasi PIE (problem-intervention-evaluation).
•         Model dokumentasi POS (process-oriented-system).
•         Sistem dokumentasi Core.



DOWNLOAD FILE-NYA DISINI !!!

0 comments :

Post a Comment